No products in the cart.
Makna Hijrah dalam Kehidupan Muslim Zaman Now

Hijrah adalah salah satu momen paling bersejarah dalam perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ. Dari peristiwa hijrah inilah lahir masyarakat Islam yang kokoh di Madinah, serta menjadi titik balik peradaban Islam. Namun, makna hijrah bukan hanya sekadar perpindahan fisik dari Makkah ke Madinah. Lebih dari itu, hijrah memiliki makna spiritual dan sosial yang relevan sepanjang zaman, termasuk bagi kita yang hidup di era modern.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap Muslim dituntut untuk senantiasa melakukan “hijrah” menuju kebaikan. Hijrah dari kegelapan menuju cahaya, dari kebiasaan buruk menuju amal yang diridai Allah. Artikel ini akan mengulas makna hijrah secara komprehensif, dilengkapi dengan ayat, hadis, dan aplikasinya dalam kehidupan zaman sekarang.
1. Hijrah dalam Sejarah Islam
Hijrah Rasulullah ﷺ dan para sahabat dari Makkah ke Madinah bukan sekadar pelarian dari penindasan. Ia adalah strategi besar dakwah Islam. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Baqarah: 218)
Peristiwa hijrah mengajarkan bahwa untuk menegakkan kebaikan, terkadang dibutuhkan pengorbanan: meninggalkan kampung halaman, harta, bahkan keluarga. Dari hijrah inilah lahir masyarakat Islam yang pertama, dengan pondasi iman, persaudaraan, dan keadilan sosial.
2. Makna Hijrah Menurut Hadis Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang Muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa yang dilarang Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa hijrah bukan hanya perpindahan tempat, melainkan perubahan sikap dan perilaku. Hijrah sejati adalah meninggalkan segala bentuk maksiat dan perbuatan yang mendatangkan murka Allah.
3. Dimensi Hijrah di Era Modern
Di zaman modern, umat Islam tidak lagi dituntut untuk berhijrah secara fisik seperti zaman Rasulullah ﷺ. Namun, makna hijrah tetap hidup dalam tiga dimensi:
- Hijrah Spiritual – memperbaiki hubungan dengan Allah, seperti memperbanyak shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
- Hijrah Moral – meninggalkan akhlak tercela seperti bohong, iri hati, dan ghibah, lalu menggantinya dengan akhlak mulia.
- Hijrah Sosial – berkontribusi pada kebaikan masyarakat, melawan ketidakadilan, serta peduli pada kaum dhuafa.
Hijrah zaman sekarang berarti memperbaiki diri dan lingkungan, walau secara perlahan.
4. Hijrah dari Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an menyebut hijrah sebagai salah satu ciri orang beriman:
“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat lebih besar, kalau mereka mengetahui.”
(QS. An-Nahl: 41)
Ayat ini menegaskan bahwa hijrah yang dilakukan dengan niat karena Allah akan diganjar dengan kebaikan di dunia maupun akhirat. Dalam konteks sekarang, meninggalkan gaya hidup konsumtif, riba, atau kebiasaan buruk lainnya juga termasuk bentuk hijrah yang diridai Allah.
5. Tantangan Hijrah di Era Digital
Umat Islam di era digital menghadapi tantangan hijrah yang unik:
- Godaan media sosial – banyaknya konten negatif yang bisa menjauhkan dari Allah.
- Budaya materialisme – pola hidup hedonis yang seringkali mendorong kita jauh dari kesederhanaan.
- Normalisasi maksiat – gaya hidup bebas yang dianggap biasa dalam masyarakat modern.
Di sinilah hijrah mendapatkan makna baru: berpindah dari budaya yang merusak iman menuju budaya digital yang penuh manfaat, seperti menggunakan media sosial untuk dakwah dan kebaikan.
6. Hijrah sebagai Perubahan Diri
Hijrah zaman now bisa dimulai dari hal-hal kecil, misalnya:
- Hijrah dari lalai shalat menuju shalat tepat waktu.
- Hijrah dari riba menuju ekonomi syariah.
- Hijrah dari malas belajar agama menuju rajin menghadiri kajian.
- Hijrah dari merugikan orang lain menuju berkontribusi positif bagi masyarakat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk dunia atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai yang ia tuju.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menekankan pentingnya niat dalam setiap bentuk hijrah.
7. Kisah Inspiratif Hijrah di Zaman Modern
Banyak kisah inspiratif tentang orang-orang yang berhijrah di era modern. Ada yang dulunya hidup dalam dunia hiburan penuh hura-hura, kemudian memilih jalan dakwah. Ada pula yang meninggalkan pekerjaan berbasis riba dan beralih ke usaha syariah, meski awalnya penuh kesulitan.
Kisah-kisah ini mengajarkan bahwa hijrah bukan jalan yang mudah, tetapi Allah menjanjikan keberkahan dan ketenangan bagi mereka yang istiqamah.
8. Strategi Agar Istiqamah dalam Hijrah
Salah satu tantangan terbesar setelah hijrah adalah menjaga istiqamah. Berikut beberapa tips agar tetap teguh:
- Perbaiki niat – lakukan hijrah karena Allah, bukan karena tren atau pujian.
- Lingkungan yang baik – berkumpullah dengan orang-orang shalih yang bisa saling menguatkan.
- Ilmu agama – terus belajar agar hijrah tidak hanya emosional, tapi juga rasional dan ilmiah.
- Doa dan dzikir – memohon kepada Allah agar hati selalu teguh dalam kebaikan.
- Mulai dari yang kecil – perubahan kecil tetapi konsisten akan lebih bertahan lama.
Kesimpulan
Hijrah adalah konsep universal yang berlaku sepanjang zaman. Rasulullah ﷺ telah memberi teladan bahwa hijrah bukan hanya perpindahan tempat, tetapi juga transformasi spiritual, moral, dan sosial.
Bagi Muslim di era modern, hijrah berarti berani meninggalkan kebiasaan buruk, beralih pada gaya hidup Islami, serta berkontribusi positif pada masyarakat. Meski penuh tantangan, Allah menjanjikan pahala besar bagi mereka yang berhijrah dengan niat tulus karena-Nya.
Mari kita jadikan setiap hari sebagai momentum hijrah. Dari malas menuju rajin, dari maksiat menuju taat, dari duniawi menuju ukhrawi. Sebab, hakikat hijrah adalah perjalanan tanpa henti menuju ridha Allah.