No products in the cart.
Amal Jariyah Abadi: Kisah Sahabat Rasul ﷺ yang Menginspirasi dan Mengajak Kita Berbuat Baik

Pendahuluan
Dalam Islam, amal jariyah adalah salah satu bentuk amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun pelakunya telah meninggal dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
Para sahabat Rasul ﷺ adalah generasi terbaik yang tidak hanya memahami makna amal jariyah secara teori, tetapi juga mengamalkannya dengan sepenuh hati. Kisah-kisah mereka menjadi cermin bagi kita untuk terus menanam kebaikan yang pahalanya tak akan pernah terputus.
Kisah Utsman bin Affan dan Sumur Raumah
Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Madinah kekurangan air bersih. Saat itu, ada sebuah sumur bernama Sumur Raumah yang dimiliki oleh seorang Yahudi. Airnya bersih dan jernih, tetapi hanya bisa diambil dengan membayar mahal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang membeli Sumur Raumah, maka dia akan mendapatkan pahala darinya.”
Tanpa ragu, Utsman bin Affan r.a. membeli sumur tersebut dengan harga yang sangat tinggi, lalu mewakafkannya untuk umat Islam. Sejak saat itu, sumur tersebut menjadi sumber air gratis bagi masyarakat Madinah. Hingga hari ini, pahalanya terus mengalir untuk Utsman, bahkan berabad-abad setelah beliau wafat.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa membantu kebutuhan dasar orang lain adalah amal jariyah yang luar biasa, karena manfaatnya terus dirasakan.
Kisah Umar bin Khattab dan Lahan Subur
Umar bin Khattab r.a. pernah mendapatkan sebidang tanah subur di Khaibar. Beliau mendatangi Rasulullah ﷺ dan meminta arahan tentang bagaimana memanfaatkannya. Rasulullah ﷺ menyarankan agar tanah itu diwakafkan, hasilnya digunakan untuk membantu orang miskin, anak yatim, musafir, dan mereka yang membutuhkan.
Sejak itu, tanah tersebut menjadi wakaf produktif dikelola dan hasilnya terus dipakai untuk kemaslahatan umat. Inilah salah satu bentuk amal jariyah yang tidak hanya membantu di masa kini, tetapi juga menciptakan manfaat berkelanjutan.
Kisah Abu Darda dan Ilmu yang Bermanfaat
Abu Darda r.a. dikenal sebagai sahabat yang sangat mencintai ilmu. Beliau mengajarkan Al-Qur’an kepada banyak orang di Syam, dan murid-muridnya kemudian menyebarkan ilmu tersebut ke berbagai daerah. Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu bentuk amal jariyah yang tidak lekang oleh waktu.
Setiap kali muridnya membaca ayat Al-Qur’an atau mengajarkan kepada orang lain, pahala itu terus mengalir kepada Abu Darda. Ini mengingatkan kita bahwa berbagi ilmu meskipun sederhana adalah investasi akhirat yang tak ternilai.
Makna Amal Jariyah dalam Kehidupan Kita
Kisah para sahabat ini menunjukkan bahwa amal jariyah bisa diwujudkan dalam banyak bentuk:
- Sedekah Harta atau Fasilitas – seperti Utsman bin Affan dengan sumurnya.
- Wakaf Produktif – seperti Umar bin Khattab dengan tanah suburnya.
- Berbagi Ilmu – seperti Abu Darda yang mengajarkan Al-Qur’an.
Yang terpenting adalah niat yang tulus dan keberlanjutan manfaatnya.
Ajakan untuk Beramal Jariyah Melalui Yayasan CSJ Peduli
Di era modern ini, kita pun bisa mengikuti jejak para sahabat. Yayasan CSJ Peduli membuka peluang bagi siapa saja yang ingin meninggalkan jejak kebaikan abadi melalui program-programnya, seperti:
- Wakaf tanah untuk pembangunan Pondok Tahfidz.
- Program ketahanan pangan untuk membantu masyarakat.
- Santunan anak yatim, dhuafa, dan lansia.
Setiap rupiah yang Anda berikan akan menjadi sedekah jariyah yang pahalanya mengalir bahkan setelah kita tiada.
📌 Mari ikut menanam kebaikan hari ini.
Klik link ini untuk berdonasi:
atau langsung ke
Rekening Donasi:
Yayasan Cahaya Semesta Jaya Peduli
[BRI] 6802-01-035888-53-8 a.n Perkumpulan Cahaya Semesta Jaya
[BSI] 777 999 9755 a.n Cahaya Semesta Jaya
Konfirmasi Donasi via WA: 0821-1000-7849
Penutup
Amal jariyah adalah investasi yang nilainya tak pernah turun, bahkan setelah kita meninggal. Kisah sahabat Rasul ﷺ memberi kita teladan bahwa kebaikan yang kita tanam akan menjadi cahaya yang menerangi perjalanan menuju akhirat.
Mari kita mulai sekarang karena setiap detik adalah kesempatan, dan setiap kesempatan adalah jalan menuju pahala abadi.